-->

Fanfiction BIGBANG - Secretary Wife (Bagian 2)

Fanfiction BIGBANG - Secretary Wife (Bagian 2)
Fanfiction G-Dragon BIGBANG - Secretary Wife (Bagian 2)

Title : Secretary Wife
Author : Sisca Thania
Cast : G-Dragon as Kwon Ji Yong (YG Entertainment’s CEO) and Sandara Park as Jiyong’s Secretary
Genre : Sad, Romance, and Complicated
Rating : PG 17
Length : Chaptered


Berikut ini adalah salah satu fanfiction yang bercerita tentang kehidupan percintaan Kwon Ji Yong dan kekasihnya Lee Joo Yeon. Namun apa jadinya jika sekretarisnya, Sandara Park juga menyukai bosnya sendiri? Apakah dia akan merelakan cintanya yang begitu besar itu demi kebahagiaan mereka berdua? Silahkan baca selengkapnya.

---HAPPY READING---

Perjalanan ini terasa jauh, padahal tidak jauh dari kota Seoul, bertempat di sebelah sungai Han. Sandara Park terus menjelaskan tentang rumah yang Presdir akan beli untuk kehidupan rumah tangganya bersama Jooyeon. Walaupun pedih, Sandara mulai mengerti bahwa kehidupan dia dan Presdir Kwon jelas jauh berbeda.

Sesampainya di sana. Mereka berdua langsung melihat-lihat ke dalam rumah. Rumahnya sangat besar, jarak dari gerbang utama ke pintu rumah agak sedikit jauh. Dengan gaya minimalis, rumah ini terlihat sangat mewah, dominan hitam dan putih, warna kesukaan Lee. Di halaman depan terdapat air mancur mewah, juga terdapat gudang penyimpanan anggur pribadi di bawah tanah, kolam renang pribadi, dan pengamanan ekstra ketat di setiap sudut ruangan.

“Jooyeon akan sangat menyukai rumah ini.” Gumam Presdir Kwon Jiyong.

“Kau bahkan tak meminta persetujuannya.”

“Dia bilang untuk menyerahkannya pada kita berdua.”

“Kita? Aku memilihkan rumah ini untuk kalian, kau tahu? Ya tapi memang kau yang membayarnya.” Sandara menyingkapkan gorden jendela dan melihat pemandangan keluar, langsung terlihat bentangan sungai Han. Terbersit sesuatu di benaknya untuk berhenti bekerja dengan Presdir yang ia sayanginya ini, karena ia tahu melihat kebersamaan Jiyong dan Jooyeon akan membunuhnya perlahan.

“Kwon Ji Yong-ssi

Ne?

Sandara terdiam sejenak. “setelah pernikahanmu ini kupikir aku akan…” Nafasnya tercekat “Aku akan berhenti bekerja denganmu…”

“Eh? Kenapa tiba-tiba saja? kau tercukupi dengan gajimu selama ini kan?” Jiyong mendekatkan dirinya pada sekretaris cantiknya itu dan memandang matanya, namun yang ia dapat hanyalah pandangan kosong.

“Anio, itu bukan masalah uang.”

Keundae wae?

“Di usia mudaku ini aku ingin melakukan hal yang aku suka dan aku inginkan.”

“Kupikir kau suka dengan bekerja denganku.”

“Aku… aku tentu sangat suka bekerja denganmu sajangnim. YG sudah menjadi rumah kedua bagiku, orang-orang disana ramah denganku, para artis-artis yang selalu bekerja keras disana selalu membuatku semangat, dan bahkan aku tak harus memakai baju formal untuk bekerja disana.” Sandara Park tersenyum “Tapi aku sudah merencanakan ini sejak lama, cepat atau lambat pun pasti terjadi.”

“Lalu apa yang akan kau lakukan?”

“Aku akan pindah ke Bali, disana paman dan bibi-ku tinggal. Mereka punya bisnis restoran korea dan… yaa, aku akan belajar dari mereka bagaimana cara-cara untuk sukses punya usaha sendiri.”

“Tapi kehidupan disana takkan jauh lebih baik daripada disini.”

Ne, arra. Tapi kubilang keputusanku sudah bulat sajangnim.” Sandara membalas tatapan Jiyong meyakinkannya bahwa perasaan terhadapnya selama ini tak terlihat.

Sandara melangkah pergi. “Kajja, ada rapat dengan petinggi JYP sajangnim 15 menit lagi.”

­———

Hari ini tiba, hari dimana pernikahan Presdir Kwon Ji Yong dan Lee Joo Yeon digelar. Sandara Park mengenakan gaun terbaiknya. Gaun berwarna hitam dengan punggung terbuka, kulitnya yang seputih susu kontras dengan gaun yang dipakainya. Sangat cantik, siapapun yang melihatnya akan jatuh hati, wajahnya di make up natural dengan hanya sentuhan eyeliner tajam pada kelopak mata, rambut panjangnya disanggul rapi, dan tak lupa membawa tas kecil gemerlap dari brand ternama. Apartemen Sandara terlihat lengang, semuanya sudah rapi karena semua barang-barangnya sudah dikirim terlebih dahulu ke Bali, tempat ia akan tinggal selanjutnya. Permintaan pengunduran diri Sandara sudah disetujui, ia juga sudah menemukan pengganti untuk menggantikan posisi dirinya sebagai sekretaris YG yang baru. Presdir Jiyong begitu berat melepas kepergian Sandara tapi apa boleh buat, keputusan perempuan ini sudah takkan berubah lagi, dan Jiyong merasa ia harus memandang Sandara Park sebagai salah satu karyawannya yang berhak mendapatkan kebebasan hidup.

Sandara melangkah ke dalam ruang resepsi gedung pernikahan Kwon Ji Yong dan Lee Joo Yeon, begitu megah dan mewah. Hampir semua sudut ruangan dihiasi bunga mawar dominan warna merah muda. Warna yang disukai Jooyeon dan tentu saja Sandara, karena ia adalah sang event organizer, yang mana semua ini adalah pilihannya sendiri, dan tentu dengan persetujuan Jooyeon, sang mempelai.

Entah berapa kali nafas berat yang Sandara tarik di setiap langkahnya. Sekarang ia tengah berjalan ke ruang pengantin wanita. Namun ada terdengar rebut-ribut disana, ia pun segera menghampiri.

“Dimana? Dimana Jiyong? Sudah jam segini ia belum datang. Resepsinya akan segera dimulai.” Ucap suara di dalam ruangan, itu sudah pasti Jooyeon. Sandara pun memasuki ruangan itu.

“Sandara Park! Jiyong tiba tiba menghilang, aku tidak bisa menghubunginya. Bagaimana ini?” ucap Jooyeon panik.

“Eh? Aku tidak tahu, lagipula aku sudah bukan sekretarisnya lagi. Mungkin sekarang kau yang lebih tahu bukan? Tenanglah—“

“Tidak! Dia harus kesini sekarang! Mengapa dai datang sangat terlambat di hari yang spesial ini! Aaarrghhh.” Gerutu Jooyeon frustasi.

Drrrrt Drrrrt Drrrrrt tiba-tiba ponsel Sandara berbunyi. Tertera nama Kwon Dami disana, kakak perempuan presdir Kwon. Ia segera mengangkatnya. Segera terdengar suara panik disana membuat Sandara Park khawatir.

Eonnie—

Yeoboseyo! Yeoboseyo Sandara-ya!”

Ne, Ada apa eon—

“Jiyong-ah…. Jiyong…”

Waeyo Kwon sajangnim? Wae? Ada apa eonnie?!”

“Kami mengalami kecelakaan saat akan menuju gedung resepsi. Jiyong tak sadarkan diri!” Teriak Dami panik ditelepon. Sandara terkesiap saat mendengar kata kecelakaan.

“Mwo?! Jigeum eonnie eodisseo?!” Sandara tak mampu menahan berat badannya dan jatuh berdiri pada lututnya. Kemungkinan buruk terus menggelayuti pikirannya.

“Kami sekarang sudah ada di ambulans. Aku tidak apa-apa, tapi Jiyong… dia terluka sangat parah…” Kemudian terdengar suara isak tangis dari sana.

“Baiklah, kami akan segera kesana eonnie.

Sandara kehilangan lidahnya. Ponselnya jatuh ke lantai. Keluarga mempelai langsung menghampiri Sandara dan bertanya apa yang tengah terjadi dan Sandara menceritakannya. Jooyeon terlihat sangat terpukul hingga jatuh pingsan. Dami mengirimkan alamat rumah sakit tempat Jiyong dirawat lewat pesan singkat. Baginya pergi ke rumah sakit kali ini sangat berat karena orang terkasihnya yang mungkin sedang sekarat disana.



Ruang tunggu rumah sakit penuh dengan keluarga dari kedua calon mempelai. Ingin tahu keadaan Jiyong sekarang. Yang jelas sekarang dia sedang dalam masa kritis. Belum ada yang boleh masuk ke dalam ruangan ICU kecuali ibu dari Jiyong sendiri. Jooyeon tak henti-hentinya menangis. Entahlah apa yang ditangisinya, apakah Jiyong yang kecelekaan atau pernikahannya yang batal.

Sandara menemani Dami di cafeteria rumah sakit. Mereka berdua tak mau berkumpul dengan keluarga lainnya, terlalu berisik.

Eonnie jinjja gwenchana?” Tanya Sandara yang kesekian kalinya sambil menatap pelipis kiri Dami yang diperban.

“Yang harus kau khawatirkan kali ini adalah adikku.” Dami menghela nafas panjang.

Ne, arraseoyo. Tapi aku percaya presdir Kwon adalah orang yang kuat, dia pasti bisa sembuh normal kembali seperti semula.” Sandara mengusap pundak Dami lembut, mencoba membuatnya merasa tenang.

“Aku… aku tidak tahu… aku tidak tahu kenapa tadi Jiyong tiba-tiba hilang kendali dan menabrak trotoar jalan—“ Dami menangis terisak. “lalu kemudian mobil kami terguling beberapa kali—tubuh kami terpental-pental didalam mobil.”

“Ssssst sudah—“

“kenapa harus Jiyong? Kenapa bukan aku saja yang celaka parah?! Kenapa harus adikku?!” air mata tak tertahankan keluar dari lubuk hati Dami. Rasa sayangnya begitu besar hingga ingin menggantikan posisi adiknya sekarang.

Eonnie geumanhae. Kau harus percaya adanya takdir. Pasti ada sesuatu dibalik ini semua. Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita walaupun itu berupa musibah.” Sandara memeluk Dami erat.

“Tapi bagaimana jika Jiyong tak bisa melewati masa kritisnya sekarang?”

“Berarti itulah yang terbaik untuk kita.” Sandara mencoba untuk tersenyum. “Eonnie, aku berjanji untuk tetap disini menemani kau dan Jiyong sampai semuanya membaik seperti semula. Aku berjanji.”


---TO BE CONTINUED---

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Fanfiction BIGBANG - Secretary Wife (Bagian 2)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel